TIPE –TIPE MANUSIA
A. Berdasarkan pengenalan terhadap diri sendiri:
1.Manusia yang
sadar bahwa dia memiliki kemampuan (manusia yang tahu bahwa dia tahu).
Merupakan manusia yang menyadari bahwa dia memiliki kemampuan dan pengetahuan
yang cukup untuk melaksanakan kegiatan. Tipe demikian akan dapat mencapai hasil
maksimal dalam kegiatannya jika dia memanfaatkan pengetahuan dan kemampuannya
dengan baik.
2.Manusia yang
menyadari bahwa dia tidak memiliki kemampuan yang cukup (manusia yang tahu
bahwa dia tidak tahu). Manusia yang menyadari akan kekurangannya. Orang dengan
tipe demikian akan berpotensi untuk maju jika memiliki motivasi yang tinggi,
karena dia menyadari bahwa masih banyak yang harus dipelajari untuk
meningkatkan pengetahuannya. Orang demikian akan disenangi orang lain dalam
pergaulan karena cenderung rendah hati dan menghargai orang lain, sehingga
orang lain akan tergerak untuk membantu terutama yang memiliki pengetahuan
lebih banyak.
3.Manusia yang
tidak menyadari bahwa dia memiliki pengetahuan yang cukup (manusia yang tidak
tahu bahwa dia tahu). Golongan manusia yang tidak menyadari akan kemampuannya.
Orang demikian tidak dapat berprestasi maksimal karena tidak dapat menggunakan
potensinya secara optimal, namun jika ada orang lain yang menuntun dan
menyadarkan serta memotivasi maka potensinya dapat dimanfaatkan secara optimal
dan dapat menjadi manusia tipe pertama.
4.Manusia yang
tidak menyadari bahwa dia tidak memiliki pengetahuan yang cukup (manusia yang
tidak tahu bahwa dia tidak tahu). Manusia yang tidak menyadari akan
kekurangannya atau ketidakmampuannya. Tipe demikian biasanya sudah merasa puas
jika memiliki sedikit pengetahuan dan merasa bahwa pengetahuannya telah cukup.
B. Ditinjau dari kemampuan dan sikap dalam menggunakan kemampuannya:
1. Manusia yang
memiliki kemampuan dan memiliki kemauan yang tinggi (manusia yang mampu dan
mau. Merupakan tipe manusia yang memiliki kemampuan dan sekaligus kemauan yang
tinggi untuk bekerja. Kemampuan terkait dengan kecerdasan inteligensia
sedangkan kemauan terkait dengan kecerdasan emosional yang tinggi, sehngga
orang demikian akan merupakan manusia pilihan karena orang demikian mau bekerja
keras dengan kemampuan yang cukup sehingga dapat diharapkan mencapai hasil yang
menggembirakan.
2. Manusia yang
tidak memiliki kemampuan yang cukup tetapi memiliki kemauan yang tinggi
(manusia yang tidak mampu tetapi mau). Merupakan tenaga pembantu yang sangat
diandalkan dalam suatu organisasi atau kelompok, karena walaupun kecerdasan
inteligensianya kurang tetapi diimbangi dengan kecerdasan emosional yang
tinggi. Kekurangmampuannya dapat ditutup oleh kemauannya untuk bekerja keras
sehingga dengan tuntunan dan arahan yang tepat akan dapat membantu mencapai
keberhasilan.
3.Manusia yang
memiliki kemampuan yang cukup tetapi tidak memiliki kemauan yang tinggi
(manusia yang mampu tetapi tidak mau). Merupakan manusia yang kurang disenangi
dalam pergaulan karena walaupun memiliki kecerdasan inteligensia yang tinggi
tetapi memiliki kecerdasan emosional yang rendah.
4. Manusia yang
tidak memiliki kemampuan yang cukup dan sekaligus juga tidak memiliki kemauan
yang tinggi (manusia yang tidak mampu dan tidak mau). Merupakan tipe yang
menjadi beban dalam organisasi dan tidak akan dapat mencapai prestasi yang
dapat dibanggakan karena kecuali tidak memiliki kecerdasan inteligensia yang
cukup juga memiliki kecerdasan emosional yang rendah.
C. Ditinjau dari kondisi moral dan sikap terhadap orang lain:
1.Manusia yang
bermoral baik dan selalu mengajak dan menganjurkan orang lain untuk juga
berbuat baik (manusia baik dan mengajak orang lain untuk baik).
2.Manusia yang
pada dasarnya bermoral baik tetapi tidak menganjurkan orang lain untuk berbuat
baik (manusia baik tetapi kurang peduli terhadap sikap orang lain).
3.Manusia yang
pada hakikatnya bermoral baik tetapi kadang-kadang menyuruh orang lain berbuat
jahat (manusia baik tetapi menyuruh orang lain berbuat jahat).
4.Manusia yang
pada dasarnya bermoral jahat tetapi menganjurkan orang lain untuk berbuat baik
(manusia jahat yang menganjurkan orang lain untuk menjadi baik).
5.Manusia
bermoral jahat yang mengajak orang lain meniru perbuatannya (manusia jahat yang
juga mengajak orang lain untuk berbuat jahat).
D. Ditinjau dari tingkat kedewasaan moral:
1.Kelompok pra
konvensional. Tipe manusia yang masih dalam tahap perkembangan moral seperti
anak-anak. Pemikiran orang ini selalu terpusat pada diri sendiri dan kurang
peduli pada lingkungan atau orang lain. Sikap dan
perilakunya
terhadap orang lain cenderung bersifat membalas, apalagi jika mendapat
perlakuan yang tidak menyenangkan hatinya.
2.Kelompok
konvensional. Tingkatan dimana orang ingin menjadi manusia baik dengan selalu
taat pada norma yang berlaku. Perilakunya didasarkan atas norma dan kewajiban
serta untuk menghargai kewenangan tanpa pernah ingin mengetahui mengapa harus
demikian. 3.
Kelompok
pasca konvensional. Tingkat kedewasaan moral dimana orang telah menyadari
mengapa dan untuk apa diperlukan norma dalam kehidupan. Manusia pada tingkat
ini berusaha tidak melakukan pelanggaran karena ingin selalu berbuat lebih baik
dan tidak merugikan orang lain.
E.Berdasarkan kepribadian yang dimiliki:
1.Tipe
sanguinis. Tipe manusia yang pada dasarnya bersifat lincah, periang, ramah dan
suka berbicara, humoris, polos, bicara apa adanya, bersifat kekanak-kanakan,
mudah terpengaruh, dan spontan. Orang demikian mudah bergaul dan disenangi
dalam pergaulan tetapi sering bertindak tanpa dipikir lebih dahulu sehingga
dapat mengalami kesulitan karena tindakan yang spontan dan kurang dipikirkan
lebih dulu.
2.Tipe
melankolis. Tipe orang yang selalu penuh pertimbangan, tekun, idealis, ingin
selalu tertib dan rapi, bertindak selalu sesuai dengan prosedur, perhatian
terhadap orang lain, hati-hati dalam bergaul, tetapi setia dalam berteman.
Orang demikian jarang melakukan tindakan tanpa pertimbangan tetapi juga
sulit mengambil keputusan namun sekali keputusan ditetapkan maka dia tetap
setia dan teguh pada keputusannya
3.Tipe
koleris. Tipe manusia yang penuh percaya diri, senang mendapatkan masalah yang
menimbulkan tantangan, serta persuasif sehingga pandai bernegosiasi dan
diplomasi. Orang demikian memiliki bakat yang kuat sebagai pemimpin, selalu
bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan dan tidak mudah puas dengan apa
yang telah terjadi
4.Tipe
phlegmatis. Merupakan tipe orang yang sabar, ramah, rendah hati, mudah bergaul,
mudah puas dengan apa yang telah dicapai, konsisten, dan pandai mengendalikan
emosi. Orang demikian mudah diterima dalam masyarakat karena selalu menunjukkan
keramahan dan jarang menuntut sesuatu dari orang lain.
KEINGINAN
HIDUP MANUSIA
Keinginan
hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan dalam hidupnya berupa:
1.Terpenuhi kebutuhan lahiriah (sejahtera lahiriah); sandang, pangan, papan,
dll.
Kebutuhan
dasar yang bersifat lahiriah adalah hidup sejahtera secara lahiriah, yaitu
dapat merasa tercukupi kebutuhan materi dasar berupa pangan, sandang, dan papan
yang memadai. Kecukupan materi secara lahiriah merupakan hal yang relatif,
artinya tidak sama bagi setiap orang, ada orang dengan harta berlimpah namun
masih merasa belum cukup sebaliknya ada orang yang sudah merasa cukup jika
dapat memenuhi kebutuhan makan dan memiliki pakaian serta tempat tinggal yang
sederhana. Kebutuhan akan pangan bukan sekedar kebutuhan akan makanan dan
minuman yang mengenyangkan perut, tetapi yang penting kebutuhan akan nutrisi
yang cukup untuk mempertahankan kehidupan yang sehat. Sandang atau pakaian
fungsi utamanya adalah untuk melindungi tubuh agar nyaman dan untuk menjaga
kesehatan, namun juga untuk menjaga kepantasan sebagai makhluk yang berbudaya.
Papan atau tempat tinggal berfungsi untuk menjaga keamanan, kenyamanan dan kesehatan,
namun yang tidak kalah pentingnya adalah untuk tempat berkumpul seluruh
keluarga agar dapat menjaga keharmonisan keluarga. Untuk dapat hidup sejahtera
secara lahiriah setiap orang perlu memiliki kemampuan atau keahlian, mau
menggunakan kemampuannya untuk bekerja keras, serta selalu disertai doa dan
rasa syukur kepada Tuhan atas apa yang telah diterima. Walaupun memiliki
keahlian atau kemampuan namun jika tidak disertai kemauan untuk
menggunakan kemampuannya dengan baik atau tidak mau bekerja keras maka orang
tidak akan mampu meraih hasil yang mencukupi kebutuhannya. Penggunaan kemampuan
dan kerja keras yang tidak disertai rasa syukur juga tidak akan mendapatkan
berkat dari Yang Maha Kuasa sehingga hasil yang diperoleh juga akan kurang
bermanfaat bagi kehidupannya.
2.Terpenuhi kebutuhan batiniah (sejahtera batiniah); rasa aman, tentram,
nyaman dll.
Kebutuhan
dasar yang bersifat batiniah mencakup rasa aman, tenteram, dan nyaman dalam
menjalani kehidupan di masyarakat. Rasa aman, tenteram, dan nyaman dalam
masyarakat dapat dicapai dengan dua cara, yaitu dengan melakukan pengamanan
secara fisik dan yang lebih penting lagi adalah upaya secara mental. Pengamanan
secara fisik dapat dilakukan secara mandiri tetapi dapat pula bersama dengan
lingkungan. Secara mandiri orang dapat memasang dinding yang tinggi untuk
halaman rumahnya, memasang gembok dan kunci pada pintu pagar, mobil, atau
motor, yang semuanya itu dilakukan demi menambah rasa aman terhadap barang
miliknya.
Pengamanan
bersama dilaksanakan secara gotong royong dalan bentuk kerja bakti dan ronda
untuk keamanan lingkungan. Menjaga keharmonisan dengan lingkungan dilakukan
dengan mencoba agar dapat diterima dengan baik di lingkungannya dan dapat
selalu hidup rukun dengan sesama anggota masyarakat. Dengan demikian orang akan
merasa nyaman menjalani hidup di masyarakat. Hal ini dapat terjadi jika orang
selalu menaati norma-norma yang berlaku di masyarakat, baik norma-norma yang
berlandaskan hukum maupun adat kebiasaan, menjaga sikap, tutur kata, dan
perilaku agar tidak merugikan atau menyebabkan orang lain menjadi tidak senang.
Perilaku demikian merupakan salah satu ciri dari manusia berbudi luhur. Dengan
demikian untuk mencapai kebahagiaan, orang tidak dapat hanya memikirkan
kepentingan diri sendiri saja, tetapi yang lebih perlu adalah selalu memikirkan
pula kepentingan orang lain dalam masyarakat, menjaga sikap, tutur kata dan
perilakunya agar tidak merugikan dan membuat ketidaknyamanan orang lain. Dengan
pola hidup demikian dia akan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat
sehingga dapat menjalani hidupnya dengan tenang dan nyaman
0 Komentar